Pernahkah kalian bertanya, bagaimana kucing dapat selalu mendarat tepat pada keempat kakinya ketika jatuh? Bahkan ketika jatuh dari gedung dengan ketinggian 70 meter pun mereka dapat mendarat dengan selamat tanpa ada cedera. Seperti cerita kucing yang bernama Sugar yang jatuh dari gedung lantai 19, tetapi tidak memiliki luka sedikitpun ketika mendarat (baca cerita Sugar disini).
Perihal bagaimana kucing dapat mendarat dengan sempurna ini telah menjadi perdebatan para ilmuan selama lebih dari satu abad. Tapi kenapa manusia tidak dapat melakukan hal yang serupa ketika jatuh? Dengan informasi yang diperoleh dari berbagai sumber, tulisan ini akan mencoba menjelaskan bagaimana kucing dapat selalu mendarat dengan sempurna.
Ketika terjatuh, kucing akan melipat sedikit bagian depan tubuhnya ke arah bawah, hal ini dilakukan agar kucing dapat
mengurangi momen inersia pada bagian depan badannya. Pada saat yang bersamaan, kaki
bagian belakang kucing akan diputar ke arah yang berlawanan dari bagian
tubuh depan untuk menambah momen inersia pada bagian tubuh belakang.
Saat akan mendarat, kucing akan
menekuk bagian tengah tubuhnya sambil melakukan hal berbeda pada bagian tubuh
depan dan belakang. Dengan proses ini, kucing meningkatkan momen inersia pada
bagian depan dan menurunkannya pada bagian belakang tubuh. Inilah yang
menyebabkan bagian depan tubuh kucing berputar lebih cepat dibanding bagian
belakang tubuhnya.
Ketinggian minimal yang dapat memungkinkan kucing untuk meraih posisi
yang sempurna yaitu sekitar 30cm. Dengan ketinggian tersebut, kucing dapat
mempersiapkan posisi tubuhnya untuk mendarat hanya dalam hitungan detik. Kemampuannya untuk menjaga keseimbangan
ketika jatuh ini sudah ia miliki sejak baru menginjak usia tujuh minggu.
Lalu, mengapa manusia tidak dapat
melakukan hal yang serupa ketika terjatuh?
Ada dua faktor yang membantu kucing
agar dapat mendarat dengan baik dengan keempat kakinya. Faktor pertama adalah
tubuhnya yang kecil, berkat hal ini kucing memiliki massa tubuh yang ringan
sehingga membuat mereka tidak cepat menyentuh permukaan ketika jatuh. Struktur
tulang yang berongga pun membuat massa tulang yang dimiliki kucing cukup
ringan. Berbeda dengan kucing, manusia memiliki bobot massa tulang yang padat sehingga
dapat mempengaruhi berat ketika jatuh.
Faktor kedua yaitu kemampuan untuk
mengurangi kecepatan ketika jatuh. Beberapa kucing memiliki bulu yang tebal
sehingga dapat mengurangi kecepatan terminal ketika terjatuh. Sedangkan manusia
tidak memiliki kemampuan seperti itu, sehingga manusia tidak dapat “mengendalikan”
kecepatan ketika jatuh seperti yang dapat kucing lakukan. Kucing dapat melambatkan kecepatannya hingga 60Mph (97 km/h), sedangkan kecepatan manusia ketika jatuh adalah 120Mph (193 km/h).
(Kecepatan terminal: istilah untuk
kecepatan suatu benda yang dicapai ketika gaya tarik, atau gaya apung, yang mendorong
terhadap benda adalah sama dengan gaya gravitasi yang menarik kebawah)
Tapi, kita seringkali mendengar
bahwa ekor kucing memiliki peran dalam membantu ketika akan melakukan
pendaratan. Apakah benar? Jawabannya adalah tidak. Sebagai contohnya adalah
kucing dengan ras Manx, mereka memiliki ekor yang pendek namun masih bisa
mendarat dengan mulus. Sehingga semua proses dilakukan oleh tubuh tanpa bantuan
dari ekor.
Dengan begitu,
bisa dikatakan kucing bukan memiliki sembilan nyawa, namun mereka hanya
dikaruniai dengan kemampuan yang luar biasa dalam beradaptasi.